Brek..! tak sengaja aku menabrak Randi diteras depan kelas. Aku tak sadar, dari tadi aku jalan sambil melamun. “ Hey kalo jalan liat kanan – kiri dong ! bukan ngliat bawah terus !” teriak Randi kepada ku.
“ Maaf Ran aku gak sengaja.” Jawabku sambil menundukkan kepala.
“ Kalo ada masalah jangan disimpan sendirian, ceritain ajah !” ucapnya.
“ Iya sih… memang ada, tapi…ya udahlah gak usah dibahas. ” jawabku.
“ Oke lah… tapi Jezz, nantikan malam minggu mau gak keluar sama aku? Biar bebanya hilang, mau gak ? ”
“ Gak tau liat nanti aja! ” jawabku sambil berjalan masuk kelas meninggalkan Randi.
Aku berangan-angan di kelas. Benar juga yang dikatakan Randi tadi, mending keluar sama dia buat ngilangin beban, dari pada di rumah liat papa berantem sama mama.
Kriiiing!! Bel pulang berbunyi. Ternyata Randi menungguku didepan kelas. Tanpa pikir panjang aku langsung berkata pada Randi “ Ya, nanti malam jadi deh.” Kataku sambil tersenyum. Lalu aku dan Randi pulang bareng.
Sore harinya Randi menjemput aku di depan rumah. Untungnya mama dan papa belum pulang kerja, jadi aku bisa pergi tanpa kena marah terlebih dahulu. Randi pun mengajak aku menikmati jalanan di sore hari.
“ Jezz, kita berhenti ditanam ini saja ya ! ”
“ Tapi taman ini kan sepi.”
“ Tak apa, sebentar lagi teman-temanku juga mau kesini !”
Sekarang sudah pukul 18:18 , tapi teman-teman Randi belum datang juga. Beberapa menit kemudian aku mendengar suara sepeda motor yang sepertinya menuju ke arah kami. Mungkin itu teman-teman Randi. Dan memang benar itu mereka.
Ternyata disana juga ada teman sekelasku, Fitri namanya. Dia sering bolos sekolah, tapi aku tak begitu akrab dengannya.
“ Kenalin ini temanku namanya Jezzy. Aku ajak dia karena dia ingin ngilangin bebanya.”
“ ya sudahlah , ayo berangkat sekarang ! ” jawab Fitri.
Lalu akupun pergi bersama Randi dan kawan-kawannya. Dan kita berhenti disebuah kafe yang tidak begitu mewah tapi ramai dengan anak muda.
“ disinilah tempat nongkrongku” kata Randi.
“ Hey Jezz, kata Randi tadi kamu mau ngilangin bebanmu yah?”Tanya Fitri kepadaku.
“ Ya memang begitu, memangnya kenapa? ” jawabku.
“ Kalo gitu, aku punya obatnya.” Ucap Fitri sambil menyodorkan sebungkus obat kepadaku.
“Obat apa itu?” tanyaku dengan wajah penasaran.
“ Ini Cuma obat penenang fikiran saja” jawab Fitri.
“ Enggak usah terima kasih ”
“Lho kenapa gak mau? Randi juga suka ini kok.”
Aku pun terus menolak. Tapi sebaliknya dengan Fitri, ia terus membujuk aku agar mau minum obat itu. Aku pun berfikir sejenak, lagi pula aku Cuma mencoba sekali, pasti tak apa. Jadi aku putuskan aku mau mencoba obat itu.
Setelah aku mencoba obat itu, pikiranku semakin tenang, ternyata aku ke asikan bergaul dengan kawan-kawan Randi. Tak sadar sudah pukul 22.15. aku pun mengajak Randi pulang.
Setibanya dirumah, rumahku masih sepi. Ternyata papa dan mama belum pulang kerja. Sepertinya mereka menganggapku tak ada,karena tak perna perhatian sama aku.
Pagi harinya aku berangkat bareng Randi, pulang sekolah juga bareng sama Randi. Entah kenapa mulai malam kemarin saat aku keluar sama Randi, sekarang aku selalu bareng dia. Dan aku juga sering kumpul bareng teman-temannya tiap malam.
“Jezzy, mama berangkat kerja dulu ya, jangan lupa sarapan.” Kata mama.
Mamaku sekarang jadi cerewet sekali, selalu nyuruh inilah, itulah. Jadi sebel di rumah disuruh-suruh terus.
Seperti biasanya tiap pulang sekolah aku dan Randi selalu main bareng teman-temannya. Main ke kafe yang kemarin, terus pulang malam. Jadi aku gak perna ngerjain tugas.
Pada satu malam, aku dan Randi pergi ke kafe, tapi bukan kafe yang kemarin. Sepertinya ini bukan sembarang kafe, mungkin ini diskotic.
Tak terasa sudah pukul 00.10 dan aku pun pulang, tapi kali ini aku pulangnya sendirian. Randi masih belum mau pulang, jadi aku naik taxi saja. Uangku tinggal 100.000 semoga saja cukup untuk membayar taxi, tapi jarak dari diskotic ke rumahku lumayan jauh. Untungnya uangnya cukup untuk membayar taxi. Sesampainya di rumah ternyata di depan rumah ada papa.
“ Waduh.. bisa mati gaya aku kena marah papa.” Dalam hatiku, dan aku berjalan dengan santai seolah-olah aku tak punya salah.
“Jezzy, dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?” kata papa.
“ aku dari rumah temen aku pa,” jawabku dengan gugup.
“ dari rumah temen kok sampai tengah malam gini??” tanya papaku lagi dengan rasa curiga.
“ aku mau istirahat pa, capek habis ngerjain tugas.” Jawabku.
“ ngerjain tugas apa? Kamu jangan berani bohongin papa, nafas kamu itu bau alkohol dan dikamar kamu juga ada bungkusan obat. Papa kira kamu sehat-sehat saja, jangan bilang kamu mengonsumsi narkoba.”
“ ya sudahlah, papa kan juga udah tau, sekarang aku mau tidur.” Jawabku sambil menuju kamar.
Ke esokan harinya mama masuk rumah sakit karena mendengar percakapanku dengan papa kemarin.
Setibanya aku di rumah sakit, aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang.
Aku hanya memeluk papa sambil berkata “ semua ini salah ku pa,,aku gak nurut sama mama” sambil menangis.
Beberapa jam kemudian aku dan papa di izinkan masuk ke ruang rawat mama. Ternyata mama sudah siuman, aku pun langsung memeluk mama dan berkata” maafkan aku ma, gara-gara aku mama jadi begini”. “ iya gak papa nak ini semua bisa menjadi pelajaran untuk kita” kata mama.
Semenjak kejadian itu,aku bersyukur karena keluargaku semakin damai, aku pun sadar bahwa hidup adalah pilihan, pilih yang terang atau yang suram. Dan sebenarnya yang aku butuhkan itu kasih sayang dari orang tua dan kehangatan keluarga.
Hidupku lepas dari narkoba, itulah awal dari masa depanku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Makalah HUKUM PERDATA (HUKUM ORANG DAN HUKUM BENDA)
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hukum Perdata Hukum Perdata di Indonesia berasal dan bahasa Belanda yaitu Burgerlijk Re...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan industri serta dunia usaha membutuhkan dukungan di se k to...
-
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hukum Perdata Hukum Perdata di Indonesia berasal dan bahasa Belanda yaitu Burgerlijk Re...
No comments:
Post a Comment